Pempek dalam Perspektif Generasi Muda: Masih Relevan atau Sudah Tergeser?
Di tengah gempuran makanan viral, jajanan Korea, hingga tren minuman kekinian, satu pertanyaan muncul: Apakah pempek masih relevan di mata generasi muda?
Makanan khas Palembang ini memang sudah melegenda. Tapi dengan selera anak muda yang terus berubah dan makin global, apakah pempek bisa bertahan di antara persaingan kuliner zaman sekarang?
Pempek dan Anak Muda: Cinta Lama yang Masih Menyala?
Meski lahir dari tradisi, pempek ternyata masih punya tempat di hati banyak anak muda—terutama yang tumbuh besar di daerah Sumatera Selatan dan sekitarnya. Buat mereka, pempek bukan sekadar makanan, tapi bagian dari kenangan masa kecil, camilan waktu pulang sekolah, atau sajian favorit saat kumpul keluarga.
Tapi generasi muda di kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya mungkin mulai melirik makanan baru. Tantangannya adalah bagaimana pempek bisa tetap menarik di tengah tren makanan yang terus berubah.
Inovasi Jadi Kunci Bertahan
Nah, inilah yang membuat pempek tetap hidup dan relevan: inovasi.
Generasi muda suka hal baru, visual menarik, dan sesuatu yang bisa diunggah ke Instagram atau TikTok. Maka muncullah:
-
Pempek mozzarella: sensasi lumer yang memanjakan mulut
-
Pempek bite-size: cocok buat ngemil sambil nongkrong
-
Kemasan modern: pempek dalam box estetik, lengkap dengan sambal dan cuko travel-friendly
-
Frozen pempek: tinggal goreng sendiri di rumah, praktis dan kekinian
Bahkan ada yang menjual pempek lewat live TikTok dan viral!
Tantangan: Rasa Asli vs Adaptasi
Beberapa generasi muda mungkin merasa pempek itu “jadul” atau terlalu kuat rasanya, terutama cuko yang pedas-asam-manis. Ini jadi tantangan sekaligus peluang.
Beberapa produsen mulai menyiasatinya dengan menghadirkan cuko yang lebih mild, atau menyediakan beberapa level rasa. Ada juga yang menjual pempek dengan saus alternatif, seperti saus keju atau sambal matah.
Tapi tentu saja, banyak juga anak muda yang tetap setia pada rasa asli dan otentik. Mereka justru bangga bisa mengenalkan kuliner tradisional ke teman-teman dari luar daerah.
Pempek dan Budaya Digital
Generasi Z dan milenial hidup di era digital. Dan pempek yang tampil secara aktif di media sosial, punya branding keren, atau punya “cerita” menarik, akan lebih mudah masuk ke radar mereka.
Pempek yang dikemas dengan gaya storytelling—misalnya cerita tentang resep turun-temurun, bahan ikan lokal, atau cara bikin cuko dari nenek moyang—ternyata bisa banget menarik perhatian anak muda yang haus makna di balik makanan.
Penutup
Jawabannya? Ya, pempek masih relevan—kalau bisa terus beradaptasi.
Generasi muda bukan berarti melupakan akar budaya, mereka hanya butuh cara baru untuk terhubung. Dan pempek, dengan segala potensi rasa, bentuk, dan cerita di baliknya, masih punya ruang besar untuk dicintai, dikenang, dan dinikmati oleh generasi masa kini.
Kamu sendiri tim pempek klasik atau pempek kekinian? Yuk share di kolom komentar—biar kita tahu, pempek seperti apa yang paling cocok untuk lidah generasi sekarang!
Komentar
Posting Komentar